When our two souls stand up erect and strong,
Face to face, silent, drawing nigh and nigher,
Until the lengthening wings break into fire
At either curvèd point,—what bitter wrong
Can the earth do to us, that we should not long
Be here contented? Think. In mounting higher,
The angels would press on us and aspire
To drop some golden orb of perfect song
Into our deep, dear silence. Let us stay
Rather on earth, Beloved,—where the unfit
Contrarious moods of men recoil away
And isolate pure spirits, and permit
A place to stand and love in for a day,
With darkness and the death-hour rounding it.
(Sonnet 22 ; Elizabeth Barrett Browning)
Cinta. Hhhmmm.. Rasanya takkan pernah ada habisnya jika membicarakan cinta. Sebuah kata yang penuh makna dan penuh nuansa serta selalu menyuguhkan berbagai cerita di dalamnya. Begitupun dengan pemaknaannya yang berbeda bagi setiap orang. Cinta selalu memiliki definisi yang beragam, tergantung dari pengalaman cinta yang dialami si pembicara itu sendiri (termasuk juga saya pastinya *_^). Cinta selalu menjadi inspirasi untuk melahirhan ide. Pujangga pun selalu menggoreskan buah pikirnya atas dasar cinta, baik dalam nuansa yang indah atau bahkan dalam wajah cinta yang kelabu.
Saya jadi teringat seorang sahabat saya (itu pun kalau dia masih menganggap saya sebagai sahabat tentunya, hehehe...). Ketika saya tanyakan pendapatnya mengenai cinta, sahabat saya ini mengartikan cinta sebagai sesuatu perasaan suka pada sesuatu apa saja dan berujung sayang, lalu timbul rasa takut kehilangan.
Bahkan beberapa hari yang lalu dia membuat sebuah catatan berjudul:
kata yang terucap disaat aku dipaksa hatiku untuk tetap memendam rasa pada seorang wanita dan disaat ragaku tak kuasa menolak...
Isinya sih hanya tiga kata, yaitu
Aku sangat mencintaimu
Singkat, padat (tidak sepadan memang dengan judulnya yang begitu panjang), tapi seperti yang sudah saya katakan, catatan singkat ini benar- benar touching, dan penuh makna (berdasarkan perspektif saya tentunya).
Kalau saya boleh berpendapat, jika kita mencintai seseorang, bukan berarti kita tidak pernah merasa sakit hati atau bebas dari segala penderitaan. Bukan berarti kita selalu menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan tidak pernah luka sedikitpun karena selalu bahagia setiap saat. Cinta itu bukan berarti kita selalu memiliki teman yang akan selalu membantu kita melewati masa- masa sulit. Mencintai seseorang bukan berarti setiap kepedihan jauh lebih berat daripada kesedihan yang dapat diselesaikan dalam pelukan satu sama lain.
Kata orang, cinta itu keajaiban (saya pun setuju, hehehe..). Bahkan lebih ajaib dan lebih indah dibandingkan 7 keajaiban dunia, termasuk taman gantung di Babilonia. Mungkin keindahan dan keajainannya itu karena cinta dibangun dengan hasrat dan juga kelembutan yang cukup supaya bisa bertahan seumur hidup dan bisa menuntun kita melewati jalan kehidupan.
Saya yakin bahwa semua orang paham dan menyadari betapa hebatnya magnet cinta. Karena cinta kita bisa saling berbicara, saling mendengar, memahami, memberi semangat jika salah satu ada di titik keraguan, memaafkan tanpa syarat apapun. Jika kita mencintai seseorang, mestinya tidak ada ingatan tentang luka hati, bahkan atas nama cinta kita rela membiarkan orang yang kita cintai itu hidup bahagia dengan pilihan hatinya.
Well...that's my path about love. Are you on my path Guys,? So..what do you thing about...
27 Januari 2011
No comments:
Post a Comment