12 January 2011

Pesan singkat untuk kekasih hatiku






Pasti takkan pernah terfikirkan olehmu bahwa perjumpaan kita selalu kunanti. Kau pun takkan percaya bahwa kepergianmu tinggalkan kesan yang mengendap menjadi onggokan kenangan di sini, bahkan menjelma rindu yang akan selalu rontok.

Kau  datang dalam guliran waktu dan hidupku ini. Waktu yang selalu mempersembahkan kisah-kisah baru bagi perjalananku. Entah kisah-kisah  nyata ataupun hanya sebuah fatamorgana. Kau datang dan mengada di dalamnya, bersama dalam mimpi. Sebuah mimpi yang menjelma dalam kenyataan, atau sebenarnya hanyalah sebuah kenyataan yang menjelma dalam mimpiku. Aku merasa seolah terperangkap dalam kisah ini. Sulit bagiku untuk mengakhiri perjalanan ini, sama sulitnya jika kuharus menjawab pertanyaan siapa yang membawamu datang ke guliran waktuku, dimana kita sempat bertemu dan bertemu lagi.

Kau datang dalam guliran waktu dan hidupku ini. Waktu dimana aku merasa bahwa kau telah menjamah hatiku dengan sikap acuh serta segala keangkuhan yang kau miliki yang justru terkesan begitu menarik di mataku. Kupandang sekeliling begitu tenang, berpgar kabut tipis sejuk, seakan waktu akan selamanya seperti ini. Pertemuan kita bagai mimpi, antara ada dan tiada.

Kau ingat bagaimana pertama kali kita bertegur sapa?  dunia belum terik pada September  beberapa tahun silam. Kau menyapaku lewat telepon. Bukan menyapa.. tapi lebih tepatnya hanyalah menanyakan seseorang melaluiku dengan nada suaramu yang naik setengah oktaf. Sesaat saja aku merasa begitu membencimu meski aku tak tau siapa kau sebenarnya. Sejak itu dan hari selanjutnya, rasa benci ini makin menjadi terhadapmu.

Kuarsa tetap bergulir hingga semuanya berubah pada suatu ketika.  Sesaat saja aku merasa ingin berikan senyum terbaikku untukmu. Entah karena aku merasa serupa wajah asing atau ada alasan lain. Ah... ternyata semuanya memang telah berubah. Entahlah.. tapi yang pasti, setelah kuberikan senyum terbaikku, aku mulai merasa betah dan enggan untuk beranjak  darimu.

Beberapa tahun kemudian, saat kau putuskan tuk tinggalkanku sejenak (itu yang kau ucapkan padaku), kau bahkan tak beri sedikit kabar yang melegakan untukku. Jarak begitu  membentang. Dalam hati  kuendapkan perasaanku tentangmu, kutanyakan relasiku denganmu. Hingga pada suatu hari,

ketika kuangkat dering ponselku:

Ohayo Gozimassu!
sapamu pecahkan kebisuan
di bentang jarak yang telah kali kesekian mengendap  rinduku padamu


Di sini aku akan  tetap menanti serupa pasir di hamparan pantai yang akan tetap setia menantimu hinggap kembali untuk  labuhkan lelahmu padaku, atau jika mungkin, belaian ombakku kan surutkan sedihmu.

Kau tau, sampai saat ini aku masih bertahan untuk menyimpan dan menjaga rasaku untukmu, seseorang yang telah datang dan selalu hadir dalam guliran waktuku, dan entah sampai kapan.


 
dear,S.I 
 Napak tilas jejak kesan yang kau tinggalkan
di sepanjang jalan dan kelokan menuju Jepang

No comments:

Post a Comment