Bukankah
kita tak perlu menjadi Jean paul satire yang dengan romantis
menolak menikahi kekasihnya karena tak mau rebut eksistensinya,
kita tak perlu lakukan itu
sebab pernikahan kita nanti tidak akan sedikitpun mennghilangkan eksistensi.
Justru sebagai bentuk tanggung jawab untuk menghargai pasangan dalam kebersamaan disegala waktu
dalam pernikahan kita nanti
semoga kita temukan arti pernikahan itu sendiri
betapapun pahit dan tak terduga dan kita tempuh dengan bahagia
seperti ketika kita menyusun puzzle yang begitu rumit namun mengasyikkan
dalam pernikahan kita nanti
semoga kita tidak akan pernah bosan
seperti layaknya serangkaian puzzle yang telah kita kenali polanya
semoga dalam pernikahan nanti
kita tetap bergairah melengkapi serangkaian puzzle hadiah dari Allah.
Keping demi keping dan mulai dari sisi manapun
asalkan dari titik yang kita sepakati bersama
dan kita bisa saling bertukar puzzle,saling mencocokkan pola dan corak setahap demi setahap dengan fikiran jernih
September 2010
untuk kekasih hatiku
No comments:
Post a Comment