30 July 2011

Ketika kematian mengetuk pintu rumahku


"Siapa di sana?"
" Izroil, biarkan aku  masuk."

Aku mulai menggigil, demam tinggi. Lalu aku berteriak padanya, "Jangan ambil nyawaku. Pergilah  kau  Malaikat Maut! Tinggalkan aku sendirian, aku belum siap. "

Lalu ia ketuk kembali pintuku,
 "Tenanglah, aku diutus Allah untuk menjemputmu tanpa rasa sakit,”

Aku mulai menangis, "Tolonglah Malaikat  Izro’il, aku takut mati”

Terdengar kembali suaranya;  "Bukalah pintumu dan biarkan aku masuk ! Katakan padaku hai manusia, apa yang kau takutkan, bukankah kematian adalah  rencana Allah?  Ayo, tersenyumlah, hilangkan ketakutan dan kesedihanmu. Kau akan bahagia saat kembali pada-NYA"

"Tolonglah, jangan ambil nyawaku sekarang karena aku belum siap. Kuabaikan nasehat orang tua. Aku tidak punya waktu untuk menyebut nama Allah dalam rutinitas sholat, apalagi  jika harus lima kali dalam sehari bersujud dan sebut nama-NYA.”

Malaikat bertanya; “ Apa yang kau lalukan saat Ramadhan?”
Ramadhan selalu datang dan pergi, tapi aku tak perduli. Kuhabiskan Ramadhanku dengan anggur dan wanita malam hingga berbuah bayi-bayi haram darinya.”

Malaikat kembali berkata, "Kami malaikat melakukan apa yang Allah perintahkan, dan kematianmu pun sudah ditakdirkan. Ini adalah  saat terakhirmu kembali diingatkan pada masa lalumu, tapi sekarang terlalu terlambat untuk menangis. Kau mengabaikan orang tuamu, tak pernah menyebut-NYA dalah sholatmu,tak pernah baca ayat-NYA dalam  Al-Qur'an, melanggar ikrar sebagai muslim seumur hidupmu, berfoya dengan harta harammu, kau nistakan semua kesucian agamamu”

"Firdaus untukmu? Jangan harap! pasti kau akan kekal di neraka. Tidak ada waktu bertobat, karena aku akan mengambil jiwamu. "

Kemudian aku memohon pada Izro’il;
 " Kumohon biarkan aku bertobat. Hukum-hukum Al-Qur'an akan kupatuhi dan kulaksanakan, aku akan mulai shalat hari ini, akan kubahagiakan orang tuaku, kuberikan haji untuk mereka. Aku  akan menahan diri dari riba, akan kuberikan semua kekayaanku untuk amal, akan kutinggalkan anggur dan wanita malam. "

Terlambat. Tiba- tiba Izro’il semakin mendekat dan semua gelap.


Lampung, 30 Juli 2011
(Menyongsong Ramadhan nan indah)

No comments:

Post a Comment