Waktu mengalir bagaikan air, Ramadhan Suci segera hadir. Matahari berdzikir, angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-NYA.Semua menyambut datangnya Seribu Bulan.Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh, jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung, jika hati seindah bulan hiasilah dengan iman mari kita sambut ramadhan dengan kebersihan hatiMembukakan hati membelai indahnya bulan penuh kesucian,,semua kebaikan yang memberi berkah berlipat,,,pintu rahmat yang terbuka luas layaknya seluas alam semesta tapi takan terbuka apabila tak bisa mencuci hati sendiri antar sesama atas kesalahpahaman dan kekhilafan yang diniati hati atau tidak,, terucap mohon maaf lahir &batin atas segala keklilafan menggunakan pikiran ,,,panca indera,dimulai mata ,,telinga tangan ,,mulut yang tak sepantasnya tuk dilihat ,,didengar,,diucap,, yang di benci Allah dan merugikkan,menyakitan orang lain,,
Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim, Marhaban Ya Ramadhan Allaahumma baariklanaa fi Sya’ban wa ballighnaa Ramadhan
Aku mulai menggigil, demam tinggi. Lalu aku berteriak padanya, "Jangan ambil nyawaku. Pergilah kau Malaikat Maut! Tinggalkan aku sendirian, aku belum siap. "
Lalu ia ketuk kembali pintuku,
"Tenanglah, aku diutus Allah untuk menjemputmu tanpa rasa sakit,”
Aku mulai menangis, "Tolonglah Malaikat Izro’il, aku takut mati”
Terdengar kembali suaranya; "Bukalah pintumu dan biarkan aku masuk ! Katakan padaku hai manusia, apa yang kau takutkan, bukankah kematian adalah rencana Allah? Ayo, tersenyumlah, hilangkan ketakutan dan kesedihanmu. Kau akan bahagia saat kembali pada-NYA"
"Tolonglah, jangan ambil nyawaku sekarang karena aku belum siap. Kuabaikan nasehat orang tua. Aku tidak punya waktu untuk menyebut nama Allah dalam rutinitas sholat, apalagi jika harus lima kali dalam sehari bersujud dan sebut nama-NYA.”
Malaikat bertanya; “ Apa yang kau lalukan saat Ramadhan?”
Ramadhan selalu datang dan pergi, tapi aku tak perduli. Kuhabiskan Ramadhanku dengan anggur dan wanita malam hingga berbuah bayi-bayi haram darinya.”
Malaikat kembali berkata, "Kami malaikat melakukan apa yang Allah perintahkan, dan kematianmu pun sudah ditakdirkan. Ini adalah saat terakhirmu kembali diingatkan pada masa lalumu, tapi sekarang terlalu terlambat untuk menangis. Kau mengabaikan orang tuamu, tak pernah menyebut-NYA dalah sholatmu,tak pernah baca ayat-NYA dalam Al-Qur'an, melanggar ikrar sebagai muslim seumur hidupmu, berfoya dengan harta harammu, kau nistakan semua kesucian agamamu”
"Firdaus untukmu? Jangan harap! pasti kau akan kekal di neraka. Tidak ada waktu bertobat, karena aku akan mengambil jiwamu. "
Kemudian aku memohon pada Izro’il;
" Kumohon biarkan aku bertobat. Hukum-hukum Al-Qur'an akan kupatuhi dan kulaksanakan, aku akan mulai shalat hari ini, akan kubahagiakan orang tuaku, kuberikan haji untuk mereka. Aku akan menahan diri dari riba, akan kuberikan semua kekayaanku untuk amal, akan kutinggalkan anggur dan wanita malam. "
Terlambat. Tiba- tiba Izro’il semakin mendekat dan semua gelap.
Lampung, 30 Juli 2011
(Menyongsong Ramadhan nan indah)
Dalam rangka menyambut Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965 di Tahun 2011 ini, Teater Sastra mengadakan pergelaran sebuah program bertajuk “Teater Sastra”. Lomba ini dapat diikuti oleh semua Masyarakat Indonesia tanpa memandang kelamin, umur, asal-usul, suku, agama, ras, golongan, partai atau basisnya.
Ketentuan Umum
1. Peserta wajib berwarga Negara Indonesia.
2. Naskah Cerpen ditulis di kertas A4 dengan font Arial dan margin 3 cm x 3 cm x3 cm x 3 cm.
3. Semua peserta boleh mengirimkan/mendaftarkan lebih dari satu karya (tidak dibatasi).
4. Tema Cerpen Bebas.Naskah Cerpen dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin EYD dengan baik dan benar atau dengan Bahasa sehari-hari namun jangan menggunakan tuL!5aN 9auL s3peRt! iN! (membingungkan Dewan Juri)
5. Naskah Cerpen tidak boleh bersinggungan dengan unsur Sara, Pornografi, dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Setiap satu naskah cerpen disertai foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa/Pasport dan satu formulir yang sudah disediakan panitia (terlampir).
7. Naskah diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 30 September 2011.Pengumuman pemenang akan langsung dihubungi oleh panitia melalui email/contact person pemenang.
8. Semua karya yang didaftarkan akan menjadi hak penuh panitia.Peserta dan Dewan Juri serta panitia tidak diperolehkan surat menyurat.
9. Naskah cerpen belum pernah di kirim atau di publikasikan di media manapun.Peserta join di halaman facebook Teater Sastra.
Hadiah
1st: Tabanas Rp. 1.500.000,- dan Sertifikat + 100 Buku Sastra Indonesia.2nd: Tabanas Rp. 1.000.000,- dan Sertifikat + 100 Buku Sastra Indonesia.3rd: Tabanas Rp. 500.000,- dan Sertifikat + 100 Buku Sastra Indonesia.4th: Tabanas Rp. 250.000,- dan Sertifikat.5th: Tabanas Rp. 100.000,- dan Sertifikat.
Pendaftaran
Peserta melakukan pendaftaran senilai Rp. 20.000,- / Naskah. Pengiriman melalui Bank BNI : a/n : Andika Faris – Nomor rekening: 021 4093732Pendaftaran dilakukan di lembar pendaftaran yang sudah tersedia (terlampir).Pengiriman Naskah disertai Struk Transfer Pendaftaran (difoto/scan).Pendaftaran dimulai tanggal 27 Juni 2011 dan ditutup tanggal 30Nopember 2011 Pukul 23.59 WIB
Naskah dan persyaratan terlampir di kirim melaluli email ke: teaterSastra@dr.com Kriteria PenilaianKeaslian naskah cerpen (orisinalitas) yang di ikutsertakan (Anti Plagiat)Pesan didalam isi naskah cerpen.Kreativitas dan cara penyampaian isi naskah cerpen.Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Dewan Juri 1. Ruslan Manaf. 2. Yuniar Zahwa LD. 3. I.G. Ardhika. 4. Rr. Rini Puji Astutik. Tali asih Manajemen Sanggar Ronggosukowati menyiapkan paling sedikit 3 buah tali asih untuk 3 orang peserta. Forum Sastra Hati juga akan menyumbangkan beberapa buku untuk tali asih. Lain-lain Kompetisi ini bertujuan meningkatkan minat kita terhadap budaya adiluhung bangsa Indonesia dan sekaligus merangsang kreativitas para sahabat dalam menulis yang lebih bermanfaat. Download Formulir Cerpen ?»»» http://www.4shared.com/get/iF-BqSq6/ Formulir_Cerpen.html Info : 0838 5282 9292 – http://www.pepatah.co.cc/ Email : teaterSastra@dr.com
Di sepanjang sejarah kehidupan, selama ini belum pernah membaca atau mendengar informasi adanya penduduk Indoesia yang menulis pepatah baru. Sejak zaman gajah hingga zaman teroris berbasis teknologi sekarang ini belum ada tercetus pepatah baru dari kalangan diantara kita warga Indonesia. jika pun ada, paling juga mereka membuat pepatah parodi atau plesetan dari pepatah-pepatah yang sudah dibuat para orang-orang pandai dan bijak sebelunya/terdahulu.
Untuk itulah, dalam rangka menyambut Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965 di Tahun 2011 ini, ada pergelaran sebuah program bertajuk “Teater Sastra”. Kontes ini dapat diikuti oleh semua Masyarakat Indonesia tanpa memandang kelamin, umur, asal-usul, suku, agama, ras, golongan, partai atau basisnya.
Ketentuan Umum
1. Peserta kompetisi wajib berwarga Negara Indonesia.
2. Pepatah ditulis di kertas A4 dengan font Arial dan margin 3 cm x 3 cm x 3 cm x3 cm.
3. Semua peserta boleh mengirimkan/mendaftarkan lebih dari satu karya (tidak dibatasi).
4. Tema Pepatah Bebas.
5. Pepataha ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin EYD dengan baik dan benar. Jangan menggunakan tuL!5aN 9auL s3peRt! iN!.
6. Pepatah tidak boleh bersinggungan dengan unsur Sara, Pornografi, dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Setiap satu naskah disertai foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa/Pasport dan satu formulir yang sudah disediakan panitia (terlampir).
8. Naskah diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 30 September 2011.
9. Pengumuman pemenang akan langsung dihubungi oleh panitia melalui email/contact person pemenang.
10. Semua karya yang didaftarkan akan menjadi hak penuh panitia.Peserta dan Dewan Juri serta panitia tidak diperolehkan surat menyurat.
11. Naskah Pepatah belum pernah di kirim atau di publikasikan di media manapun.
12. Peserta join di halaman facebook Teater Sastra.
Tata cara penulisan.
Pepatah ditulis terlebih dahulu lalu diikuti penjelasan tentang arti/maknanya. Contoh: Pepatah: Jangan menghukum buku karena dia meninggalkan koper Arti/Makna : Jangan salahkan diri anda jika wajah anda jelek, tetapi salahkanlah orang tua anda, karena jelek itu keturunan dari mereka. Mudah bukaaan….!!! Silahkan berimajinasi…!!!
Hadiah
1st: Tabanas Rp. 1.500.000,- dan Sertifikat. 2nd: Tabanas Rp. 1.000.000,- dan Sertifikat. rd3: Tabanas Rp. 500.000,- dan Sertifikat. 3 Nominasi terbaik: Uang pembinaan Rp. 100.000,- PendaftaranPeserta melakukan pendaftaran senilai Rp. 20.000,- / Naskah.
Pengiriman ke Bank BNI : a/n : Andika Faris – Nomor rekening: 021 409 3732
Pendaftaran dilakukan di lembar pendaftaran yang sudah tersedia (terlampir).Pengiriman Naskah disertai Struk Transfer Pendaftaran (difoto/scan).
Pendaftaran dimulai tanggal 27 Juni 2011 dan ditutup tanggal 30Nopember 2011 Pukul 23.59 WIBNaskah dan persyaratan terlampir di kirim melaluli email ke: teaterSastra@dr.com
Kriteria Penilaian
Keaslian Pepatah (orisinalitas) yang di ikutsertakan (Anti Plagiat)Ke-abadian/Long lasting. Pepatah berbunyi : ” Guru hobi ngeblog muridnya pun maniak ngeblog “, mungkin tidak akan lestari karena ngeblog juga bisa bosan.Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Dewan Juri 1. Rombi Hidayanto Baskoro. 2. Moh. Saiful Hidayat. 3. Yuniar Zahwa LD. 4. Rr. Rini Puji Astutik. Tali asih Manajemen Sanggar Ronggosukowati menyiapkan paling sedikit 5 buah tali asih untuk 5 orang peserta. Penulis Muda Indonesia. Forum Sastra Hati juga akan menyumbangkan beberapa buku untuk tali asih. Lain-lain Kompetisi ini bertujuan meningkatkan minat kita terhadap budaya adiluhung bangsa Indonesia dan sekaligus merangsang kreativitas para sahabat dalam menulis yang lebih bermanfaat. Download Formulir Pepatah ?»»» http://www.4shared.com/get/kS3b0oAJ/ Formulir_Pepatah.html Info : 0838 5282 9292 – http://www.pepatah.co.cc/ Email : teaterSastra@dr.com
Dicopas dari oleh Ahmad Ijazi H pada 01 Juli 2011 jam 11:07 .
Kompetisi Puisi Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggu...naan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya.
Dalam rangka menyambut Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965 di Tahun 2011 ini, ada pergelaran sebuah program bertajuk “Teater Sastra”. Lomba ini dapat diikuti oleh semua Masyarakat Indonesia tanpa memandang kelamin, umur, asal-usul, suku, agama, ras, golongan, partai atau basisnya.
Ketentuan Umum:
1. Peserta wajib berwarga Negara Indonesia.
2. Naskah Puisi ditulis di kertas A4 dengan font Arial dan margin 3 cm x 3 cm x 3cm x 3 cm.
3. Semua peserta boleh mengirimkan/mendaftarkan lebih dari satu karya (tidak dibatasi).
4. Tema Puisi Bebas.
5. Naskah puisi dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin EYD dengan baik dan benar jangan menggunakan tuL!5aN 9auL s3peRt! iN! (membingungkan Dewan Juri dan pembaca).
6. Naskah puisi tidak boleh bersinggungan dengan unsur Sara, Pornografi, dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Setiap satu naskah puisi disertai foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar/KartuMahasiswa/Pasport dan satu formulir yang sudah disediakan panitia (terlampir).
8. Naskah diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 30 September 2011.
9. Pengumuman pemenang akan langsung dihubungi oleh panitia melalui email/contact person pemenang.
10. Semua karya yang didaftarkan akan menjadi hak penuh panitia.Peserta dan Dewan Juri serta panitia tidak diperolehkan surat menyurat.
11. Naskah Puisi belum pernah di kirim atau di publikasikan di media manapun.
12. Peserta join di halaman facebook Teater Sastra.
Hadiah 1st: Tabanas Rp. 1.500.000,- dan Sertifikat + Buku Sastra Hati. 2nd: Tabanas Rp. 1.000.000,- dan Sertifikat + Buku Sastra Hati. 3rd: Tabanas Rp. 500.000,- dan Sertifikat + Buku Sastra Hati. 4th: Tabanas Rp. 250.000,- dan Sertifikat. 5th: Tabanas Rp. 100.000,- dan Sertifikat.
Pendaftaran:
1. Peserta melakukan pendaftaran senilai Rp. 20.000,- / Naskah. Pengiriman melalui Bank BNI : a/n : Andika Faris – Nomor rekening: 021 4093732
2. Pendaftaran dilakukan di lembar pendaftaran yang sudah tersedia (terlampir).
3. Pengiriman naskah puisi disertai Struk Transfer Pendaftaran (difoto/scan).P
4. endaftaran dimulai tanggal 27 Juni 2011 dan ditutup tanggal 30 Nopember 2011 Pukul 23.59 WIB
5. Naskah dan persyaratan terlampir di kirim melaluli email ke: teaterSastra@dr.com
Kriteria Penilaian
1. Keaslian naskah puisi (orisinalitas) yang di ikutsertakan (Anti Plagiat)Pesan dan makna didalam isi naskah puisi.
2. Keindahan dan keterkaitan makna antar kata.
3. Kreativitas dan cara penyampaian isi naskah cerpen.
Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Dewan Juri 1. Nana R Susanti. 2. Faryzt Art. 3. I.G. Ardhika. 4. N.M. Purnamasari. Tali asih Forum Sastra Hati menyumbangkan 3 buku untuk para pemenang.
Kompetisi ini bertujuan meningkatkan minat kita terhadap budaya adiluhung bangsa Indonesia dan sekaligus merangsang kreativitas para sahabat dalam menulis yang lebih bermanfaat. Download Formulir Puisi ?»»» http://www.4shared.com/get/Ith1P9Mq/ Formulir_Puisi.html Deadline: 30 November 2011
Jakarta-ykai.net, Memudarnya nilai-nilai luhur dalam masyarakat kita semakin terlihat jelas akhir-akhir ini melalui berbagai aksi kekerasan, seperti tawuran pelajar dan tawuran antar warga serta aksi teror atas nama agama. Kebencian terhadap kelompok yang berbeda dan penggunaan aksi kekerasan sebagai solusi dalam mengatasi masalah semakin sering diperlihatkan. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang selama ini terangkum dalam Pancasila yang sebetulnya juga bersumber dari nilai-nilai agama yang tumbuh di Indonesia, mulai banyak ditinggalkan. Nilai musyawarah untuk mufakat diabaikan dengan tindakan-tindakan yang memaksakan kehendak. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab telah banyak dikotori oleh berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia, termasuk hak-hak anak, dan seterusnya.
Terhadap permasalahan tersebut, bagaimana pandangan anak-anak kita, apa saja ide dan atau pendapat anak tentang penanaman nilai-nilai luhur di dalam kehidupan anak dan orang dewasa, baik secara pribadi maupun kelompok? Bagaimana penerapan hak dan kewajiban anak yang selaras dengan nilai-nilai luhur di Indonesia? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut hendak digali dalam Lomba Menulis Nasional untuk Remaja tahun 2011, yang diselenggarakan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) bekerja sama dengan Unicef dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Lomba menulis yang sudah diadakan sejak 2004 ini merupakan upayapemenuhan hak anak di Indonesia dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak-anak remaja di bidang penulisan serta merangsang tumbuh dan berkembangnya penulis-penulis muda yang kreatif, inovatif dan peka terhadap hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Lomba menulis ini ditujukan bagi dua kelompok peserta, yakni anak SLTP/sederajat dan anak SLTA/sederajat. Persyaratan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Peserta berusia 12 – 18 tahun (SMP/SMU/sederajat)
Bentuk artikel, asli, panjang tulisan 4-7 halaman A4, huruf Arial 12 pt spasi 1,5
Sertakan data diri: nama, keterangan sekolah, kelas dan usia (disertai fotocopy bukti diri: KTP/Kartu Pelajar). Tuliskan alamat jelas dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Cantumkan juga dari mana memperoleh informasi lomba.
Tulisan dikirim ke : Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Jl. Penghulu 18, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta, paling lambat tanggal 30 September 2011.
Informasi lebih lanjut hubungi telp. : 021-98292335 ; 021-98282905 ; 021-93810517 dan 0818-727864 (Aya) ; 0812-9464364 (Yuyun) ; 0818-660654 (Susan) dan www.ykai.net.Pemenang lomba akan mendapat penghargaan dari Unicef, tabungan serta bingkisan dari sponsor. Selain itu sebanyak 20 naskah terbaik juga akan dibukukan.
Saat cinta itu datang, beribu alasan takkan diperlukan untuk menjelaskannya. Begitulah, bertahun lamanya telah kutinggalkan Jakarta dan kuputuskan untuk menapaki Bandar lampung, sebuah kota di Lampung bersiger ini. Di sinilah kucoba kembali menata masa depan dan juga hatiku.Bertahun kemudian akhirnya kota bersiger iniberikan nuansa baru dalam kehidupanku. Pekerjaan yang layak dengan gaji yang sesuai sebagai seorang manager di Biomas, sebuah perusahaan penghasil etanol. Begitupun dengan cinta. Ya, di sini kembali kutemukan cinta. Mulei Lampung telah memikat hatiku. Seorang gadis manis pengrajin tenun tapis tradisional,danbersamanya kelak akan kembali kutata masa depanku. Aku suka caranya mencintaiku. Dia selalu memahamiku tanpa harus bertanya apa yang kualami terlebih dulu. Dialah yang paling sabar diantara semua gadis yang pernah kukenal. Dia sangat mengerti danmembuatku sadar bahwa dialah pilihan tepat untukku, untuk menjadi istriku. Aku tak pernah bertemu dengan gadis yang sebegitu sabarnya terhadapku. Dia tetap sabar dan memaafkanku meski aku sering menyakitinya. Itulah yang membuatku tersadar dan merubah hidupku. Lampung telah memberiku hidup yang baru.
***
Jakarta masih sama sumpeknya seperti ketika kutinggalkan, makin terasa pengap saja dipenuhi lautan manusia yang makin bertambah kuota setiap tahunnya, bahkan makin terlihat padatnya di akhir pekan seperti ini. Akhir pekan. Benar sekali, akhir pekan ini aku hanya ingin sejenak menikmati kesendirian di sudut ibukota. Akusedang bingung menentukan pilihanku, di satu sisi aku masih ingin bebas mengepakkan sayapku untuk terbang jauh menggapai masa depanku agar lebih baik lagi, namun di sisi lain aku tetap ingin merasakan besarnya cinta yang selalu diberikannya sepenuh hati untukku. Mana yang akan kupilih nantinya antara beasiswa dari perusahaan atau mulei sikepku itu, gadis cantikku.Ah,entahlah. Biarkan sejenak kurefreshkan fikiranku agar lebih mantap tentukan pilihan.
Kembaliponselku bergetar. Sudah kesekian kalinya batinku. Oh, rupanya Nuari. Sempatkukatakanpadanya bahwa aku ingin menikmati kesendirianku beberapa waktu kedepan tanpanya. Ah,pastimulei sikepku itu mengkhawatirkanku,tapikubiarkan ponsel itu terus bergetar di saku celanaku. Sama sepertihatiku yang akan terus bergetarketika aku berada dekat dengannya. Seorang gadis manis yang berhasil meruntuhkan hatiku saat berjumpa di Lampung Expo sekitar 5 tahun yang lalu.
Kala itu, kebetulan sekali perusahaanku juga mengikuti ajang tersebut dan stan perusahaan kami tepat berada di depan stan tempat gadisku bekerja, Siger Art Design. Tiba-tiba saja mataku terpaku pada seorang gadis manis yangterlihat begitu piawaimenggunakan alat tenun tradisional. Iamemainkan jari-jari manisnya menyulamkain tapis yang kemudian kuketahui bahwa sulaman yang sedangia buat adalah tapis Jung Sarat. Sambilterus berkutat dengan benang emas, ia coba menjelaskan kepada pengunjung bahwa tapis Jung Sarat yang ia kerjakan ini biasanya dipakai oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat, dapat juga dipakai oleh kelompok isteri kerabat yang lebih tua yang menghadiri upacara mengambil gelar, pengantin serta mulei cangget (gadis penari) pada upacara adat.Begitulahhingga akhirnya kami bersama hingga sekarang. Ya, setidaknya sebelumkuputuskan untuk meninggalkannya demi beasiswaku.
Untuk saat ini,aku memang sedang tak ingin diganggu oleh siapapun, termasuk muleiku itu. Aku ingin berpikir dulu sebelum nantinya aku kembali meninggalkan Jakarta dan menemuinya tanpa beban. Aku sedang pusing memilih antara dirinya ataukeinginanku untukmengambil beasiswa S2 ke Jepang yang ditawarkan perusahaan sepertiimpianku selama ini, setelah itujabatanku akan lebih tinggi dan lebih mapan. Dengan begitu, ada yang bisa kubanggakan selamabeberapa tahun dalam dekapan Lampung.
Malam makin merayap dansemakin banyak orang berdatanganke taman kota ini. Mereka saling sapa dan saling canda, bercengkarama menikmati sebuah hubungan yang terlihat harmonis dan menyatu. Sedangkan aku terasing dalampadatnya Jakarta , dalam kegalauanhatiku antara cinta dan masa depan .
Masih segar dalam ingatanku sewaktu tiba-tiba kuputuskan untuk menapaki kota bersiger itu. Keluargaku tampak terkejut, bahkan mereka melarangku. Bayangkan saja, banyak orang meninggalkan kampung halaman mereka demimenikmati kehidupan Ibukota, sedangkan aku malah meninggalkannya dan memilih Lampung sebagai penggantinya. Aku tak perduli. Akutetap meninggalkan Jakarta. Meskipun keluargamelarangku dan menyayangkankehidupanku yang sudah mapan di tanah kelahiranku, namun aku tetap bersikeras untuk pergi.Akhirnya mereka menyerah dan membiarkanku menata masa depanku yang baru.
Meskipun Lampung telah membuaiku selama bertahun-tahun ini, tapi setiap ada waktu luang, selalu kusempatkan ke Jakarta untuk melepas kerinduanku pada keluarga. Ya, seperti sekarang ini aku mengunjungi mereka sekaligus untuk meminta pertimbangan mereka mengenai beasiswa yangkuperolehdari perusahaan untuk melanjutkan studikudi negeri sakura. Mendengar ini, keluargaku tampak bangga dengan prestasiku di tempat kerja, terlebih ayahku.“Ayah bangga padamu. Perlahan namun pasti, kamu bisa membangun karir di tempat yang baru danmenunjukkan keseriusanmu dalam bekerja, berdedikasi tinggi hingga perusahaanmenawarkan beasiswa untuk melanjutkan studimu.”
Aku merasa dilema. Aku ingin sekali mengambil tawaran beasiswauntuk melanjutkan studikudi negeri sakura itu, namun aku tak bisa meninggalkan Nuari. Keberadaan Nuari dengan segenap cinta yang dimilikinya untukkupun tak kalah membuatku pusing karena aku dihadapkan pada dua pilihan sulit yaitu cinta dan masa depan. Takpernah kubayangkan jika perjalanan hidupku akan seperti ini. Hidupkuadalah milikku. Aku tak bisa mengikuti kata orang lain. Aku tak ingin jalani hidupku dengan aturan-aturan yang membuatku merasa tak nyaman.
***
Entah karena aku telah jatuh cinta pada Lampung atau karena cinta pada mulei sikepku itu, sejauh apapun langkahku, selalu saja senandung Sang Bumi Ruwa Juraimemanggilku untuk kembali berada dalam buaiannya. Sekembaliku pagi tadi, malam ini ingin kunikmati indah langit berbalut gemintang dan rembulanbersama muli sikepku. Sengaja kuparkirkan Pajero di sudut taman, lalukamiberjalan kaki menyusuri sudut taman kota Bandar Lampung. Dengan hangat kugandeng Nuari.
Aku merasa begitu damai bersamanya. Tanah lado yang dulunya begitu asing bagiku, kini menjadi lekat di hati. Aku tau, cintaku bersama Nuari akan butuh perjuangan yang panjang untuk sampai ke mahligai kebahagiaan kelak.
Berminggu didera kegundahan demi kegundahan dan mencobaberjalan tanpa Nuari, ternyata aku sulitbertahan jika tanpanya. Kesederhanaan sikap tulus dan cinta yang dimiliki, senyum hangat dan segala yangadapadanyaselalu membuatku kembali bersemangat. Aku bicara denganhati-hati padanya tentang beasiswa yangkuperolehdari perusahaan untuk melanjutkan studikudi negeri sakura selama 3 tahun yang dilanjutkan dengan penempatanku pada jabatan yang lebih tinggi dengan syarat untuk tidak menikah selama 5 tahun kedepan. Bisa kulihat kecemasan di wajah manisnya saat kubicarakan ini, tapi Nuari ternyata tidak memaksaku untuk tetap tinggal di tanah lado ini. Dia menyerahkan semua keputusan padaku. Dia sadar jika aku mengambil kesempatan ini, kemungkinan masa depanku akansemakin cerah sesuai dengan apa yang kuinginkan, namun dia juga berkata bahwa seandainya kuabaikan tawaran itupun, aku tetapjuga menjadi orang sukses jika aku bekerja keras.Nuari terlihatbegitu dewasa meskipun jauh di dalam hatinya ia pasti tidak ingin kutinggalkan.
***
Meskipun malam itu aku telah kembali ke pelukan tanah lado, tapi sebenarnyabukanlah malam yang bisa begitu saja kulewatkan. Malam itu adalah sebuah jawaban bagiku atas kegundahanku selama berminggu ini. Aku yakin bahwa Bandar Lampungmemang tempatku hidup sekarang,Nuari adalah cintaku, Lampung adalah masa depanku. Aku berharap malam akan berlalu dengan sebuah kesan yang mendalam bagiku. Sebuah pendewasaan diri. Sebuah kesunyian akan berubah menjadi kebahagian bersama orang-orang tersayang.
Nuari memang begitu lembut, sabar dan keibuan. Aku sungguh mencintainya meskipun usianya jauh dibawahku dan aku harus bersusah payah menyesuaikan diri dengan adatnya yang begitu kental. Diaselalu berkata bahwa hubungan ini memang tak akanmudah untuk dijalani, namun dia percaya bahwa akan selalu ada kemudahan di dalam kesulitan.
Dia pun tak memaksa jika aku akhirnya mundur dan lebih memilih untuk mengepakkan sayapku untuk terbang lebih tinggi menggapai impianku. “Yaipergilah, kesempatan tidak akan datang berkali-kali. Mungkin ini pilihan yang sulit untuk kyai, tapi aku yakin bahwa kyai bisa mengambil keputusan ini dengan bijak.” Suaranya terdengar bergetar, tapi senyum manis tetap menghiasi wajah ayunya. Namun aku selalu bilang bahwa aku tak akan mundur karena aku pun yakin dengan cintaku untuknya, sama sepertidirinya yang begitu yakin memberikan cintanya untukku.
Waktu akan terus berganti seiring dengan kehidupan yang akan terus berputar. Begitupun dengankuyangingin kembali meraih mimpi dan tak hanya sekedarberdiam diri saja. Aku kembali mengawali pagiku dengan senyuman hangat penuh semangat sehangat mentari pagi. Aku pasti bisa melalui hariku tanpa harus pergi ke Jepang, tanpa harus meninggalkan gadisku, tanpa harus meninggalkan tanah lado yang membuaiku dalam dekap hangatnya selama beberapa tahun ini.
Aku akan tetap di sini, akan tetapnikmati indahnya menatap langit malam dan menggandeng tangan lembutmulei sikepkuuntuk menyapa tiap sudutkota Bandar Lampung sambil bersenandung. Sangon jak saka nyak demon jama niku/ api cak ganta sumang tekhasa wi lawi/ kimak putungga sekhani biak di hati/salah kodo dikhiku ki nyak terlanjur sayang/najin sekhibu jukhang penghalang wi lawi/ di hunus badik punmakukhung kulapahi/ halus budi mo iyoskon hati /niku jengan busadu lawan tikhamku/ salah kodo dikhiku ki nyak terlanjur sayang/najin sekhibu jukhang penghalang wi wi lawi/ nagon jak saka nyak demon jama niku...
_________________________________
Lampung, tangga pertamapada Juli 2011
_________________________________
Footnote:
1.Mulei sikep: gadis cantuk
2.mulei cangget2 :gadis penari
3.Petikan lirik lagu berjudul nyak demon jama niku : saya suka padamu
Sangon jak saka nyak demon jama niku/ api cak ganta sumang tekhasa wi lawi/ kimak putungga sekhani biak di hati: memang sudah lama aku suka denganmu/apalagi sekarang terasa di hati/ tidak bertemu sehari saja berat di hati
salah kodo dikhiku ki nyak terlanjur sayang/najin sekhibu jukhang penghalang wi lawi/ di huus badik pun makukhung kulapahi/ halus budi mo iyoskon hati: salahkah diriku jika terlanjur saying/ meskipun seribu jurang penghalang/ dihunus pedangpun tak urung kujalani/halusnya budimu luluhkan hati